www.bmtpas.com Palestina bukan sekadar tanah di Timur Tengah. Ia adalah bagian dari sejarah peradaban Islam, saksi perjalanan para nabi, dan simbol kemuliaan umat. Kecintaan terhadap Palestina bukan hanya persoalan politik, melainkan juga perintah iman. Allah Ta’ala berfirman:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ
“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjid al-Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya…” (QS. Al-Isra’: 1).
Ayat ini mengabadikan salah satu mukjizat terbesar Rasulullah ﷺ: Isra’ dan Mi’raj. Masjid al-Aqsha, yang berada di kota suci Baitul Maqdis, menjadi titik akhir perjalanan Isra’ dan titik awal Mi’raj menuju langit. Di sanalah Rasulullah ﷺ mengimami seluruh nabi dan rasul, suatu kehormatan yang menandakan kemuliaan tempat ini.
Selain itu, Masjid al-Aqsha adalah masjid tertua kedua di muka bumi setelah Masjidil Haram, dibangun oleh Nabi Adam ‘alaihis salam empat puluh tahun setelah membangun Ka’bah. Lebih dari itu, masjid ini pernah menjadi kiblat umat Islam selama 17 bulan sebelum Allah memerintahkan pemindahan kiblat ke Ka’bah di Makkah (QS. Al-Baqarah: 144).
Palestina juga merupakan negeri para nabi: Nabi Ibrahim, Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Nabi ‘Isa, dan banyak lagi diutus dan menetap di sana. Bahkan, hadis riwayat Ahmad menyebut bahwa Syam (yang mencakup Palestina) mendapat doa keberkahan dari Rasulullah ﷺ:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا
“Ya Allah, berkahilah negeri Syam kami dan negeri Yaman kami.”
Palestina kelak juga akan menjadi tempat bersejarah menjelang akhir zaman: tempat berkumpulnya manusia (ardhul mahsyar), lokasi terbunuhnya Dajjal di tangan Nabi ‘Isa ‘alaihis salam, dan pusat tegaknya keadilan.
Sejarah mencatat betapa mulianya perjuangan para sultan dan tokoh Islam membela Palestina. Sultan Nuruddin Zanki pernah berkata, “Aku malu tersenyum selagi Baitul Maqdis masih terjajah.” Sultan Abdul Hamid II menolak menjual sejengkal tanah Palestina kepada Zionis meski ditawari harta melimpah. Yang paling terkenal, Sultan Shalahuddin al-Ayyubi pada 27 Rajab 583 H berhasil membebaskan Baitul Maqdis, setelah terlebih dahulu mempersatukan umat dalam aqidah yang benar.
Kecintaan kepada Palestina juga berarti menghormati warisan para ulama besar yang lahir atau menetap di sana, seperti Imam asy-Syafi’i dan Imam Sufyan ats-Tsauri. Mereka mewariskan ilmu dan pemikiran yang menjadi pilar peradaban Islam.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan hari ini? Rasulullah ﷺ bersabda:
الدُّعَاءُ سِلَاحُ الْمُؤْمِنِ
“Doa adalah senjata orang beriman.” (HR. al-Hakim)
Kita mungkin tidak mampu mengangkat senjata, tetapi kita bisa memberi dukungan moral, materi, dan doa yang tulus. Allah menjanjikan bahwa siapa saja yang membantu saudaranya, Dia akan menolongnya (HR. Muslim).
Berikut salah satu doa yang baik untuk perjuangan Palestina:
اللَّهُمَّ انصُرْ إِخْوَانَنَا المُستَضعَفِينَ فِي فِلَسطِين، اللَّهُمَّ كُنْ لَهُمْ مُعِينًا وَنَاصِرًا، وَسَنِّدْهُمْ بِجُندٍ مِنْ جُنُودِكَ، وَثَبِّتْ أَقدَامَهُمْ، وَاحفَظْهُمْ وَأَهلِيهِمْ، وَأَبدِلهُم مِّن بَعدِ خَوفِهِم أَمنًا، وَمِن بَعدِ ذُلِّهِم عِزًّا، وَمِن بَعدِ فَقرِهِم غِنًى، يَا قَوِيُّ يَا عَزِيزُ
“Ya Allah, tolonglah saudara-saudara kami yang tertindas di Palestina. Ya Allah, jadilah penolong dan pelindung mereka. Kirimkanlah bala tentara dari tentara-Mu untuk membantu mereka, teguhkan langkah mereka, lindungi mereka dan keluarga mereka. Gantikan rasa takut mereka dengan keamanan, kehinaan mereka dengan kemuliaan, dan kemiskinan mereka dengan kecukupan. Wahai Dzat Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.”
Membela Palestina bukan sekadar solidaritas kemanusiaan, melainkan wujud cinta kepada bagian penting dari agama ini. Menjaga Baitul Maqdis berarti menjaga salah satu amanah suci umat. Semoga Allah memerdekakan Palestina dan menjadikan kita bagian dari umat yang peduli dan berkontribusi.