BMTPAS.COM Kemampuan menulis ternyata bisa menjadi salah satu faktor pemacu untuk meningkatkan pemasaran produk.
Menyadari potensi serta peluang tersebut, manajemen KSPPS Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Projo Artha Sejahtera (PAS) Bantul, Kamis (25/7/2019), menyelenggarakan pelatihan jurnalistik.
Kegiatan yang berlangsung di kantor BMT PAS Bantul Jalan KH Mas Mansyur Badegan Bantul kali ini diikuti 20 orang peserta terdiri karyawan BMT PAS.
Acara itu dibuka oleh ketua pengurus H Jupriyanto,SSi. Adapun narasumber pelatihan Putut Wiryawan Pemimpin Redaksi Koran Bernas serta wartawan Koran Bernas, Sari Wijaya.
Manajer BMT PAS Bantul Andi Maryanto,SE,SH di sela-sela kegiatan menyampaikan lembaga keuangan mikro berbasis syariah yang dipimpinnya memiliki banyak anggota yang sukses.
“Anggota BMT PAS banyak yang memiliki basik atau latarbelakang usaha dan sukses. Ketika kisah ini diangkat dalam sebuah tulisan akan menarik dan menginspirasi yang lain,” ujarnya.
Misalnya usaha soto ‘Pak Blo’on’. Ketika kisah suksesnya dipublikasi akan banyak dibaca orang.
“Nah ketika kisah tersebut diangkat menjadi sebuah tulisan yang menarik dan diunggah ke website milik BMT PAS, akan menaikkan jumlah pengunjung ke soto blo’ona,” ucap dia.
Selain berita, di dalam website BMT Projo Artha Sejahtera Bantul juga harus ada informasi mengenai produk-produknya. “Nah, di sanalah kita sekaligus berpromosi mengenai produk layanan yang ada di BMT PAS,” katanya.
Andi Maryanto yakin apabila karyawannya memiliki kemampuan menulis, termasuk membuat berita kegiatan internal maupun menulis kisah sukses nasabah BMT, maka mampu meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap lembaga keuangan tersebut.
“Termasuk ketika mereka membacanya dalam web BMT yang bersangkutan, maka menjadi salah satu sarana promosi terhadap produk yang ada,” tambahnya.
Sedangkan Putut Wiryawan dalam paparannya mengatakan membuat berita sebenarnya mudah, cukup menggunakan rumus 5 W dan 1 H.
Penjabaran rumus itu adalah what (apa), where (di mana), when (kapan), why (kenapa), who (siapa) dan how (bilamana).
“Tulisan harus singkat, padat dan jelas ketika itu berbentuk straight news,” katanya.
Berbeda dengan tulisan yang bercerita atau berkisah yang sering disebut feature. Maka penulis harus mampu mengolah diksi (pilihan kata) yang menarik dan menyentuh sisi kemanusiaan pembacanya.
Dengan begitu, pembaca bisa merasakan dan membayangkan kisah yang dituliskan itu. (sol)