Imam Hasan Al-Bashri: Hikmah tentang Waktu

www.bmtpas.com Imam Hasan Al-Bashri adalah seorang ulama dan sufi terkenal dari Basra, Irak, yang hidup pada abad ke-7. Lahir pada tahun 642 M, ia dikenal sebagai salah satu tabiin, yaitu generasi yang mengikuti para sahabat Nabi Muhammad. Hasan Al Bashri berguru pada para sahabat Nabi, antara lain: Utsman bin Affan, Abdullah bin Abbas, Ali bin Abi Thalib, Abu Musa Al-Asy’ari, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah, Abdullah bin Umar dll. Dia menerima hadits dari Abu Bakrah, Imran bin Husein, Jundub, Al Bajali, Muawiyah, Anas, Jabir dan meriwayatkan hadits dari jalur beberapa sahabat diantaranya ‘Ubay bin Ka’ab, Sa’ad bin Ubadah, Umar bin Khattab walaupun tidak bertemu dengan mereka atau tidak mendengar langsung dari mereka. Dan kemudian hadits-haditsnya diriwayatkan oleh Jarir bin Abi Hazim, Humail At Thawil, Yazid bin Abi Maryam, Abu Al Asyhab, Sammak bin Harb, Atha bin Abi Al Saib, Hisyam bin Hasan dan lain-lain. Hasan al-Basri meninggal dunia di Basrah, Iraq, pada hari jum’at 5 Rajab 110 Hijrah (728 Masehi).

Hasan Al-Bashri adalah seorang yang sangat dihormati dalam sejarah Islam karena kebijaksanaan, kesalehan, dan kedalaman ilmunya. Ia menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk mengajar, memberi nasihat, dan menyebarkan ajaran Islam. Ucapannya sering kali penuh dengan hikmah dan relevan untuk kehidupan sehari-hari.

Salah satu petuah terkenal dari Imam Hasan Al-Bashri adalah tentang tiga hari: “Kemarin, ia telah pergi bersama dengan semua yang menyertainya. Hari esok, kamu mungkin tak akan pernah menemuinya. Hari ini, itulah yang kamu miliki, maka beramallah di hari ini.” Petuah ini mengandung makna yang sangat dalam tentang pemahaman waktu dan cara kita menjalani hidup.

Makna dari Petuah Tentang Hari

Petuah ini mengajarkan kita tentang pentingnya hidup di masa kini. Kemarin adalah bagian dari masa lalu yang tidak dapat diubah. Semua tindakan, keputusan, dan peristiwa yang terjadi pada hari kemarin telah berlalu dan menjadi bagian dari sejarah pribadi kita. Mengingat kembali atau menyesali apa yang telah terjadi hanya akan membuang-buang waktu dan energi yang seharusnya kita gunakan untuk hal yang lebih bermanfaat.

Hari esok adalah masa depan yang belum tentu kita jumpai. Tidak ada yang bisa memastikan apakah kita akan hidup untuk melihat hari esok. Oleh karena itu, mengkhawatirkan atau terlalu banyak merencanakan untuk masa depan dapat mengalihkan perhatian kita dari tugas-tugas dan tanggung jawab yang harus kita selesaikan hari ini.

Hari ini adalah satu-satunya waktu yang benar-benar kita miliki. Imam Hasan Al-Bashri menekankan pentingnya memanfaatkan hari ini dengan sebaik-baiknya. Ini adalah panggilan untuk beramal, bekerja keras, dan menjalani hidup dengan penuh kesadaran. Mengisi hari ini dengan tindakan yang positif, bermanfaat, dan bermakna adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa kita menjalani kehidupan yang produktif dan berharga.

Petuah ini juga mengajarkan tentang pentingnya kehadiran dan mindfulness. Dengan fokus pada apa yang bisa kita lakukan hari ini, kita bisa mengurangi stres dan kecemasan yang sering kali timbul dari penyesalan masa lalu dan kekhawatiran akan masa depan. Dengan demikian, kita bisa hidup lebih tenang dan bahagia.

Kesimpulannya, nasihat Imam Hasan Al-Bashri tentang tiga hari ini mengingatkan kita untuk selalu menghargai waktu yang kita miliki saat ini. Dengan beramal dan berbuat kebaikan pada hari ini, kita dapat membangun masa depan yang lebih baik tanpa terbebani oleh masa lalu yang telah berlalu.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *