Makna dan Keutamaan Istighfar: Jalan Keluar dari Kesulitan dan Kunci Rezeki

www.bmtpas.com Istighfar merupakan amalan yang sangat agung dalam Islam. Ia bukan hanya sekadar ucapan ringan di lisan, melainkan doa yang memiliki kekuatan spiritual luar biasa. Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadis riwayat Imam Ahmad dari Ibnu Abbas: “Barangsiapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya, dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” Hadis ini menggambarkan bahwa istighfar bukan sekadar permohonan ampun, tetapi juga menjadi sumber ketenangan, kelapangan hidup, dan kunci keberkahan rezeki.

Makna Istighfar dari Segi Bahasa dan Istilah

Secara bahasa, kata istighfar berasal dari akar kata Arab “غفر” (ghafara) yang berarti menutupi, melindungi, atau mengampuni. Dengan demikian, makna istighfar secara harfiah adalah permohonan agar Allah menutupi dosa dan melindungi seseorang dari akibat buruknya. Adapun secara istilah, istighfar bermakna permohonan ampun kepada Allah dengan disertai penyesalan atas dosa yang dilakukan dan tekad untuk tidak mengulanginya. Dengan kata lain, istighfar yang benar bukan hanya diucapkan dengan lisan, tetapi juga dihayati dengan hati dan dibuktikan dengan perbuatan.

Cara Beristighfar yang Benar

Istighfar dapat dilakukan melalui tiga cara: dengan lisan, hati, dan perbuatan. Dengan lisan, seseorang mengucapkan kalimat istighfar seperti “Astaghfirullah wa atubu ilaih” dengan penuh kesungguhan. Dengan hati, ia menghadirkan rasa penyesalan yang mendalam atas kesalahan yang telah dilakukan. Dan dengan perbuatan, ia membuktikan kesungguhannya dengan memperbaiki diri, meninggalkan dosa, serta meningkatkan amal saleh. Ketika ketiga unsur ini bersatu, maka istighfar seseorang menjadi sempurna dan diterima oleh Allah.

Waktu Terbaik untuk Beristighfar

Waktu paling utama untuk beristighfar adalah pada waktu sahur, yaitu menjelang fajar tiba. Allah memuji orang-orang yang beristighfar di waktu sahur dalam firman-Nya: “Dan orang-orang yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS. Ali Imran: 17). Pada waktu tersebut, suasana hening dan hati lebih khusyuk, sehingga doa lebih mudah diijabah. Selain itu, istighfar juga sangat dianjurkan setiap kali seseorang menyadari kesalahannya, baik siang maupun malam. Rasulullah ﷺ yang maksum dari dosa pun beristighfar lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari. Hal ini menjadi teladan bahwa manusia, sebaik apa pun dirinya, tetap memerlukan ampunan Allah setiap waktu.

Kisah Istighfar dalam Surat Nuh

Al-Qur’an juga menggambarkan keutamaan istighfar dalam kisah Nabi Nuh ‘alaihissalam. Dalam Surat Nuh ayat 10–12, beliau menyeru kaumnya:
“Maka aku berkata kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat atasmu, memperbanyak harta dan anak-anakmu, serta mengadakan untukmu kebun-kebun dan sungai-sungai.’”
Ayat ini menunjukkan bahwa istighfar memiliki pengaruh besar dalam kehidupan dunia. Dengan beristighfar, Allah menurunkan keberkahan dari langit dan bumi, memberikan kelimpahan rezeki, memperbanyak keturunan, serta menghadirkan ketenangan hidup. Istighfar bukan hanya sarana penghapus dosa, tetapi juga jalan untuk memperoleh rahmat dan kemakmuran.

Penutup: Istighfar Sebagai Jalan Hidup

Dari seluruh penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa istighfar merupakan amalan yang mengandung makna spiritual, moral, dan sosial yang mendalam. Ia menjadi penenang di saat hati gundah, menjadi jalan keluar di saat kesulitan, dan menjadi sumber keberkahan dalam kehidupan. Setiap kali seorang hamba beristighfar dengan tulus, saat itu pula Allah membuka pintu ampunan dan rezeki yang tak terduga. Karena itu, marilah kita membiasakan diri beristighfar setiap hari—bukan hanya saat berbuat dosa, tetapi juga sebagai bentuk kerendahan hati dan pengakuan bahwa kita selalu membutuhkan rahmat-Nya.

Sesungguhnya, di balik setiap ucapan “Astaghfirullah” yang tulus, tersimpan harapan besar: semoga Allah menutup dosa, melapangkan hati, dan menurunkan keberkahan hidup bagi siapa pun yang senantiasa kembali kepada-Nya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *