www.bmtpas.com Puasa Ramadhan adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang telah baligh dan mampu menjalankannya. Namun, ada beberapa kondisi yang membolehkan seseorang meninggalkannya, seperti sakit, bepergian, kehamilan, menyusui, atau kondisi uzur seperti jompo. Mereka yang meninggalkan puasa karena alasan yang sifatnya sementara, seperti sakit yang masih bisa sembuh atau bepergian, wajib menggantinya (qadha) di luar bulan Ramadhan sesuai dengan jumlah hari yang ditinggalkan.
Namun, bagi mereka yang memiliki uzur yang bersifat permanen, seperti orang tua renta yang tidak lagi mampu berpuasa atau seseorang yang menderita penyakit kronis, mereka tidak wajib qadha. Sebagai gantinya, mereka diwajibkan membayar fidyah, yaitu memberi makan satu orang miskin untuk setiap hari yang ditinggalkan.
Bagi ibu hamil dan menyusui, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. Menurut mazhab Syafi’i dan Hanbali, jika mereka khawatir terhadap kesehatan diri sendiri atau anaknya, mereka harus mengqadha dan membayar fidyah. Sementara menurut mazhab Hanafi, mereka hanya perlu qadha tanpa fidyah.
Puasa tidak hanya kewajiban, tetapi juga sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dari segi ruhaniah, puasa melatih kesabaran, meningkatkan ketakwaan, dan mengendalikan hawa nafsu, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah: 183) bahwa tujuan puasa adalah untuk mencapai ketakwaan. Selain itu, puasa juga menumbuhkan empati terhadap sesama yang kurang beruntung.
Dari sisi jasmaniah, puasa memiliki manfaat kesehatan yang signifikan. Puasa membantu tubuh dalam proses detoksifikasi, memperbaiki sistem metabolisme, serta mengistirahatkan organ pencernaan. Berbagai penelitian ilmiah menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan sensitivitas insulin, mengurangi peradangan, serta mendukung kesehatan jantung dan otak.
Dengan memahami kewajiban qadha dan manfaat puasa, kita dapat menjalankannya dengan kesadaran penuh, menjadikannya bukan sekadar kewajiban tetapi juga sarana penyucian diri dan peningkatan kesehatan.