www.bmtpas.com Surat Al-Ankabut adalah surat ke-29 dalam Al-Qur’an dan termasuk dalam kategori surat Makkiyah. Surat ini dinamakan Al-Ankabut yang berarti “laba-laba,” diambil dari ayat ke-41 yang menggambarkan kelemahan rumah laba-laba sebagai perumpamaan bagi orang-orang yang menyekutukan Allah. Surat ini memberikan berbagai pelajaran, termasuk pentingnya bertawakkal kepada Allah SWT dalam setiap aspek kehidupan, khususnya terkait rezeki.
Salah satu ayat dalam surat ini menggambarkan bahwa tidak ada satu pun makhluk melata di bumi yang tidak dijamin rezekinya oleh Allah. Bahkan hewan-hewan kecil yang lemah, yang tampaknya tidak mampu mencari rezeki sendiri, Allah tetap memberikan mereka rezeki melalui berbagai cara. Ayat ini turun saat Rasulullah SAW mendorong para sahabatnya untuk berhijrah ke Madinah. Para sahabat khawatir dengan kondisi mereka yang tidak memiliki tempat tinggal atau sumber penghidupan di tempat baru. Allah kemudian menurunkan ayat ini sebagai penegasan bahwa rezeki setiap makhluk sudah ditetapkan dan dijamin oleh-Nya. Kewajiban manusia adalah berusaha dan menyerahkan hasilnya kepada Allah.
Hikmah dari ayat ini sangat relevan bagi kehidupan kita sehari-hari. Pertama, ayat ini mengajarkan bahwa tawakkal adalah sikap berserah diri kepada Allah setelah berusaha semaksimal mungkin. Tawakkal tidak berarti pasif, tetapi aktif dalam berikhtiar dan percaya bahwa hasilnya adalah ketentuan terbaik dari Allah. Kedua, ayat ini mengingatkan bahwa rezeki tidak selalu berasal dari sumber yang terlihat. Allah dapat memberikan rezeki melalui cara yang tidak terduga, sebagaimana hewan-hewan kecil yang tetap hidup meski tampak lemah dan tanpa daya.
Manfaat bertawakkal kepada Allah SWT sangat besar. Tawakkal membuat hati menjadi tenang, karena seseorang menyadari bahwa segala sesuatu berada dalam kuasa-Nya. Hal ini juga mendorong rasa syukur dan keyakinan bahwa Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya. Selain itu, tawakkal mengajarkan kita untuk tidak bergantung kepada makhluk lain dan fokus kepada Allah sebagai satu-satunya pemberi rezeki. Dalam hal ini, manusia didorong untuk senantiasa berusaha sebaik mungkin, tanpa rasa takut terhadap kekurangan rezeki.
Dengan demikian, ayat ini memberikan pelajaran yang mendalam tentang pentingnya bertawakkal kepada Allah SWT, sekaligus menjadi pengingat bahwa rezeki adalah jaminan Allah yang akan sampai kepada hamba-hamba-Nya dengan cara yang tak terduga.