
www.bmtpas.com Rasulullah SAW tidak hanya mengingatkan tentang realitas kehidupan yang berubah, tetapi juga mengajarkan kepada kita sikap proaktif dan tanggung jawab dalam menjalani hidup.
Rasulullah SAW bersabda:
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, kesehatanmu sebelum datang sakitmu, kayamu sebelum datang miskinmu, waktu luangmu sebelum datang sibukmu, dan hidupmu sebelum datang matimu.”
(HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi)
Hadits ini adalah nasihat emas dari Rasulullah SAW yang mengandung petunjuk kehidupan yang sangat relevan sepanjang zaman. Ia menjadi pengingat agar manusia tidak terlena oleh waktu dan kondisi yang sedang dinikmati, karena segala hal di dunia ini bersifat fana dan berubah-ubah. Berikut adalah makna dari masing-masing bagian hadits ini serta faedah yang bisa kita petik darinya:
1. Masa Muda Sebelum Tua
Masa muda adalah fase kehidupan yang penuh semangat, kekuatan fisik, dan mental yang prima. Namun banyak orang menyia-nyiakannya dengan lalai dari ibadah, ilmu, dan amal. Rasulullah SAW mengingatkan agar kita memanfaatkan masa muda ini dengan menanamkan kebaikan, memperbanyak belajar, beramal, dan berkontribusi. Sebab ketika usia lanjut tiba, energi dan kemampuan tak lagi sama.
Faedahnya: Mereka yang menggunakan masa mudanya dengan baik akan memiliki fondasi kokoh untuk masa tua. Mereka tak akan menyesal karena telah mengisi usia mudanya dengan nilai-nilai produktif dan ibadah.
2. Sehat Sebelum Sakit
Kesehatan adalah nikmat besar yang sering diabaikan hingga hilang. Saat tubuh masih kuat, banyak peluang bisa diraih, mulai dari bekerja, beribadah, hingga bersilaturahmi. Namun saat sakit datang, semua itu bisa terhenti. Oleh karena itu, Rasulullah SAW mengingatkan agar memanfaatkan waktu sehat untuk memperbanyak amal kebaikan.
Faedahnya: Kesadaran akan pentingnya kesehatan mendorong kita menjaga gaya hidup sehat, serta tidak menunda amal saleh, karena kita tak pernah tahu kapan sakit akan datang.
3. Kaya Sebelum Miskin
Kekayaan atau kecukupan materi adalah alat, bukan tujuan. Saat seseorang memiliki harta, ia seharusnya memanfaatkannya untuk kebaikan: bersedekah, membantu sesama, membiayai pendidikan, dan amal lainnya. Bila harta itu hilang, mungkin kesempatan itu pun ikut lenyap.
Faedahnya: Harta yang digunakan di jalan Allah akan menjadi tabungan akhirat. Selain itu, orang yang dermawan di kala kaya akan disayangi masyarakat dan dicintai Allah SWT.
4. Waktu Luang Sebelum Sibuk
Waktu adalah aset paling berharga yang tidak bisa dibeli kembali. Saat memiliki waktu luang, seseorang hendaknya menggunakannya untuk mendekatkan diri kepada Allah, menuntut ilmu, memperbaiki diri, dan menyusun perencanaan hidup. Karena saat kesibukan datang, mungkin kita tak sempat melakukan itu semua.
Faedahnya: Mengatur waktu dengan baik menjadikan hidup lebih terarah, produktif, dan bermakna. Ini juga melatih kedisiplinan dan menghindarkan diri dari penyesalan di kemudian hari.
5. Hidup Sebelum Mati
Ini adalah peringatan paling besar. Selama masih hidup, pintu tobat terbuka, amal bisa terus dilakukan, dan kesempatan memperbaiki diri masih tersedia. Namun jika maut sudah menjemput, semua itu berakhir. Tak ada lagi kesempatan untuk kembali ke dunia, bahkan sedetik saja.
Faedahnya: Kesadaran akan kematian menjadikan kita lebih bijak dalam hidup, tidak menunda tobat, tidak menyia-nyiakan waktu, dan senantiasa berbuat baik.
Kesimpulan
Hadits ini mengandung pesan mendalam tentang pentingnya bersiap dan bersyukur atas segala nikmat yang kita miliki sebelum semuanya berlalu. Rasulullah SAW tidak hanya mengingatkan tentang realitas kehidupan yang berubah, tetapi juga mengajarkan kepada kita sikap proaktif dan tanggung jawab dalam menjalani hidup.
Dengan mengamalkan hadits ini, kita menjadi pribadi yang lebih bijak, tidak lalai, dan lebih siap menghadapi berbagai fase kehidupan. Faedahnya sangat besar, baik di dunia maupun akhirat: hidup menjadi lebih bermakna, amal bertambah, dan kita terhindar dari penyesalan yang datang karena kelalaian.
Semoga kita semua termasuk dalam golongan yang mampu menjaga lima perkara sebelum datangnya lima perkara.