Bersama Menolong Saudara: Donasi Bencana Aceh–Sumatera

www.bmtpas.com Hamba-hamba Allah yang dirahmati, kita baru saja menyaksikan duka besar yang menimpa saudara-saudara kita di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Banjir bandang dan tanah longsor yang melanda di akhir November — akibat hujan ekstrem dan cuaca buruk — telah mengakibatkan kerugian yang sangat besar: banyak korban jiwa, rumah hancur, infrastruktur rusak, dan ribuan keluarga kehilangan tempat tinggal.

Menurut data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga 3 Desember 2025 tercatat sekitar 774 orang meninggal dunia, dengan 551 orang hilang dan ribuan warga luka-luka; diperkirakan 3,3 juta jiwa terdampak.  Kondisi ini sangat mendesak — sebagian wilayah bahkan terisolasi, akses logistik terhambat, dan banyak keluarga yang kehilangan sandaran hidup.

Mengapa Hal Ini Terjadi — Sebab & Kronologi

Bencana ini bermula dari curah hujan yang sangat tinggi selama beberapa hari berturut-turut, diperburuk oleh fenomena cuaca ekstrem dan kemungkinan adanya dampak lingkungan akibat perubahan tata guna lahan.  Akibat hujan deras, sungai meluap, lereng tanah jenuh air, menyebabkan longsor — dan banjir bandang yang menghantam permukiman serta desa-desa.

Selain faktor alam, para ahli dan aktivis lingkungan menunjukkan bahwa kerusakan lingkungan — seperti eksploitasi hutan, penebangan ilegal, dan perubahan penggunaan lahan — ikut memperparah dampak bencana. Saat vegetasi hilang, kemampuan lereng tanah menyerap air turun drastis.  Akibat kombinasi faktor alam dan ulah manusia ini, banjir dan longsor terjadi di banyak titik sekaligus — memukul Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat secara bersamaan.

Dampak Nyata: Korban & Kerusakan

  • Korban jiwa: sekitar 774 orang meninggal, dengan ratusan lainnya hilang dan luka-luka.

  • Penderitaan masif: jutaan jiwa terdampak, ribuan keluarga kehilangan tempat tinggal, rumah rusak berat hingga ringan, serta fasilitas umum seperti jembatan, sekolah, dan sarana ibadah rusak parah.

  • Pengungsi & pengungsian: banyak keluarga mengungsi, tinggal di tenda darurat, atau kehilangan sandaran hidup — tanpa kepastian kapan mereka bisa kembali.

    Mereka — saudara-saudara kita — kini membutuhkan pertolongan kita semua: air bersih, makanan, pakaian, obat-obatan, selimut, dan terutama: rasa peduli dan solidaritas.

    Status Pemerintah & Penanganan Bencana

    Pemerintah dan BNPB telah merespon: mobilisasi logistik, bantuan darurat, evakuasi, dan upaya pertolongan di lapangan. Beberapa wilayah telah menyatakan tanggap darurat bencana di tingkat provinsi atau kabupaten.

    Namun hingga kini — menurut pernyataan pemerintah — bencana ini belum ditetapkan sebagai “bencana nasional”. Pemerintah menilai status tanggap darurat di tingkat daerah sudah cukup untuk penanganan.

    Meski demikian, skala penderitaan, kerusakan, dan kebutuhan membantu membuat seruan agar seluruh elemen masyarakat — pemerintah pusat, daerah, lembaga, serta masyarakat umum — turut turun tangan. Banyak pihak sekarang mendesak agar status bencana dinaikkan agar respon lebih besar bisa dilancarkan.

    Mari Ringankan Beban Saudara Kita

    Sebagai bagian dari umat yang beriman dan bertanggung jawab sosial — melalui bidang maal di KSPPS BMT PAS -Yayasan Ibu Indonesia Mengaji— kami menyeru kepada:

    • Seluruh anggota KSPPS BMT PAS

    • Masyarakat luas, dermawan, dermawati,

    • Orang-orang yang peduli kemanusiaan

    Mari kita buka hati dan tangan: berdonasilah — baik berupa uang, pakaian, bahan pokok, obat-obatan, selimut, atau kebutuhan mendesak lain — untuk meringankan beban saudara-saudara kita di Aceh, Sumut, dan Sumbar.

    Program donasi kita mulai Desember 2025, dan akan dilanjutkan hingga Januari 2026. Ini kesempatan kita bersama menunjukkan empati, kepedulian, dan keikhlasan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *