INSYAALLAH
BMTPAS.COM Suatu hari ketika berbincang dengan salah satu guru SMA sekian tahun yang lalu, ketika diminta untuk melakukan sesuatu di waktu yang akan datang, maka ku katakan insyaallah. Beliau protes kenapa insyaallah? Kenapa begitu? Pertama karena beliau adalah seorang non muslim yang kemungkinan besar tidak faham apa itu insyaallah, kedua sudah menjadi pemahaman umum yang salah bahwa penggunaan insyaalah biasa dipakai untuk menolak secara halus untuk melakukan sesuatu, atau ketika berjanji tapi kemungkinan tidak akan dilakukan maka banyak juga yang berlindung dengan kata insyaallah.
Sesuatu yang belum terjadi memang merupakan rahasia yang tidak seorangpun tahu. Suatu peristiwa yang akan datang bisa terjadi ketika dipenuhi antara lain 5 hal : pertama pelaku (subjek), kedua objek pekerjaan, ketiga waktu dan tempat kejadian, keempat sebab musabab dan kelima kekuatan/kemampuan yang diperlakukan untuk pelaksanannya.
Alloh SWT memberikan petunjuk kepada Rasul-Nya tentang etika bila hendak mengerjakan sesuatu yang telah ditekatkannya di masa mendatang, hendaklah ia mengembalikan hal tersebut kepada kehendak Allah SWT yang mengetahui hal yang ghaib. Yang mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi, serta mengetahui apa yang tidak akan terjadi, seandainya terjadi apa akibatnya. “Dan janganlah sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu, “Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi, kecuali (dengan menyebut) ‘Insyaallah’ … (Al Kahfi : 23). Begitulah sebenarnya kita butuh bersandar kepada Zat yang Maha Tahu terhadap apa-apa yang belum terjadi. Kita pasrahkan jika Allah SWT berkendak maka itu pasti akan terjadi.
Kalimat Insyaallah juga terdapat di beberapa ayat antara lain dalam QS. Al-Kahfi 69, kisah Nabi Musa AS bersama Khidhir AS. Kisah Nabi Syu’aib AS bersama Nabi Musa AS dalam QS Al Qashash : 27. Kisah Nabi Ibrahim AS dan Ismail dalam kisah qurban QS. As-saffat : 102.
Dalam ayat 102 QS. As-Saffat tersebut insyaallah diucapkan oleh Ismail ketika akan disembelih oleh ayahnya atas perintah Allah untuk berqurban. Insyaallah yang diucapkan dengan kepasrahan dan ketaqwaann yang tinggi. Kemudian Allah ganti Ismail dengan hewan sembelihan yang besar.
Berqurban adalah ibadah yang hukumnya sunnah muakkad. Ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Menyisihkan anggaran untuk berqurban di saat sudah dekat dengan hari pelaksanaan qurban kadang tidaklah mudah. Untuk mengantisipasi hal ini, ayo siapkan diri dengan menabung khusus untuk qurban. Ada istilah TAQUR = Tabungan Qurban, https://bmtpas.com/tabungan-qurban. Tahun depan insyaallah bisa menunaikan ibadah qurban. Aamiin3x. (jpr)