
www.bmtpas.com Hadits berikut ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan juga diriwayatkan oleh para ulama lainnya seperti al-Bukhari (secara mu’allaq), Abu Dawud, dan at-Tirmidzi, yang berbunyi:
“ما من أيام أعظم عند الله ولا أحب إليه العمل فيهن من هذه الأيام العشر، فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد”
Artinya: “Tidak ada hari-hari yang amal shalih di dalamnya lebih agung di sisi Allah dan lebih dicintai-Nya daripada sepuluh hari ini (yakni sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah). Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir, dan tahmid.”
Penjelasan Hadits Berdasarkan Pendapat Ulama
1. Mengapa Dzulhijjah Dimuliakan?
Para ulama menyebutkan beberapa alasan mengapa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah sangat dimuliakan:
Penggabungan amal ibadah utama: Dalam sepuluh hari ini terkumpul berbagai macam ibadah utama yang tidak terdapat pada hari-hari lainnya secara bersamaan, seperti:
Shalat
Puasa (terutama puasa hari Arafah)
Sedekah
Haji
Dzikir
Penyembelihan hewan qurban
Ibnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah berkata:
“Tampaknya sebab keistimewaan sepuluh hari Dzulhijjah adalah karena berkumpulnya pokok-pokok ibadah utama di dalamnya, yaitu shalat, puasa, sedekah, dan haji, yang tidak terjadi pada waktu lain.”
(Fath al-Bari, 2/460)Dinyatakan agung dalam Al-Qur’an: Allah bersumpah dengan malam-malamnya:
“Wal-fajr. Wa layalin ‘ashr.”
“Demi fajar. Dan demi malam yang sepuluh.” (QS. Al-Fajr: 1–2)
Mayoritas mufassir menafsirkan bahwa “malam yang sepuluh” adalah sepuluh hari pertama Dzulhijjah.
2. Kenapa Disunnahkan Memperbanyak Tahlil, Takbir, dan Tahmid?
Makna dan Keutamaan Dzikir tersebut:
Tahlil: La ilaha illallah – mempertegas tauhid dan keikhlasan kepada Allah.
Takbir: Allahu akbar – mengagungkan Allah, menyatakan kebesaran-Nya atas segalanya.
Tahmid: Alhamdulillah – mensyukuri segala nikmat dan menyadari kebaikan Allah yang tiada henti.
Ketiganya adalah bentuk dzikir yang sangat mulia yang mencakup pujian, pengagungan, dan pengesaan terhadap Allah.
Amalan ringan dengan pahala besar: Dzikir adalah amalan yang bisa dilakukan kapan saja, di mana saja, oleh siapa saja — tanpa memerlukan syarat khusus seperti wudhu atau tempat khusus. Maka ini menjadi pintu amal yang luas di sepuluh hari tersebut.
Menampakkan syiar Islam: Ulama seperti Imam al-Bukhari menulis dalam Shahih-nya bab khusus tentang “Keutamaan beramal di 10 hari Dzulhijjah”, dan disebutkan bahwa para sahabat seperti Ibn Umar dan Abu Hurairah keluar ke pasar dan mengeraskan takbir mereka — ini menunjukkan bahwa memperbanyak dzikir juga memiliki aspek syiar Islam yang nyata di tengah masyarakat.
3. Amal-amal Lain yang Dianjurkan di 10 Hari Dzulhijjah
Selain memperbanyak tahlil, takbir, dan tahmid, para ulama menganjurkan amalan berikut:
Puasa – terutama pada hari Arafah (9 Dzulhijjah), yang dapat menghapus dosa 1 tahun lalu dan 1 tahun akan datang (HR. Muslim).
Haji dan Umrah – ibadah yang tidak bisa dilakukan kapan saja.
Qurban – menyembelih hewan sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah.
Shalat malam dan amal sunnah lainnya.
Kesimpulan
Sepuluh hari pertama Dzulhijjah dimuliakan karena padanya terkumpul ibadah-ibadah besar yang tidak dijumpai dalam hari-hari lain. Amal pada hari-hari ini sangat dicintai Allah, dan karena itu kita dianjurkan memperbanyak dzikir — khususnya tahlil, takbir, dan tahmid — sebagai bentuk ibadah lisan yang mencerminkan ketauhidan, pengagungan, dan syukur kepada Allah. Ulama mendorong agar umat Islam menghidupkan hari-hari tersebut dengan amal-amal besar untuk meraih keutamaan yang besar pula.
