www.bmtpas.com Dalam Islam, akad atau perjanjian merupakan sebuah kontrak atau kesepakatan yang diikat oleh dua pihak dengan tujuan untuk menjaga hak-hak dan kewajiban masing-masing. Kedudukan akad sangat penting karena menyangkut amanah dan kejujuran yang harus ditegakkan dalam kehidupan sosial, bisnis, ataupun dalam urusan pribadi.
Kedudukan Akad dalam Islam
Akad memiliki posisi yang sangat kuat dalam Islam. Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk memelihara akad-akad yang telah disepakati. Dalam Surah Al-Maidah ayat 1, Allah berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu…” (QS. Al-Maidah: 1).
Ayat ini menunjukkan pentingnya menepati perjanjian yang telah dibuat karena perjanjian bukan hanya sekadar kesepakatan antara manusia, tetapi juga bentuk kepatuhan terhadap perintah Allah SWT. Akad yang dilakukan secara sah menurut syariat harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Sikap dalam Berakad
Seorang muslim yang melakukan akad harus bersikap jujur, transparan, dan adil. Kejujuran adalah kunci dalam setiap akad, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
“Penjual dan pembeli memiliki hak untuk memilih selama mereka belum berpisah. Jika keduanya jujur dan transparan, transaksi mereka akan diberkahi. Tetapi jika mereka menyembunyikan sesuatu atau berbohong, maka berkah dari transaksi itu akan hilang.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam akad, pihak yang terlibat harus terbuka mengenai segala informasi yang relevan. Tidak boleh ada niat untuk menipu atau merugikan pihak lain, karena hal ini akan menghilangkan berkah dalam perjanjian tersebut.
Cara Memenuhi Akad
Untuk memenuhi akad-akad yang telah dibuat, seorang muslim harus mengingat bahwa menepati janji adalah bagian dari iman. Di dalam Surah Al-Isra ayat 34, Allah SWT mengingatkan:
“…Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti dimintai pertanggungjawaban.” (QS. Al-Isra: 34).
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil seorang muslim untuk memenuhi akad dengan baik:
- Niat yang Tulus: Niatkan setiap akad sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT. Dengan niat yang tulus, hati akan lebih tergerak untuk menepati janji.
- Menjaga Kejujuran: Sejak awal hingga akhir, kejujuran dalam melaksanakan akad harus diutamakan. Hal ini mencegah kecurangan dan menguatkan kepercayaan antara kedua belah pihak.
- Bersikap Amanah: Setiap hak dan kewajiban dalam akad harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Tidak boleh menunda-nunda kewajiban atau mengabaikan hak orang lain.
- Meminta Maaf Jika Tidak Mampu Memenuhi: Jika ada kesulitan dalam memenuhi akad, pihak yang bersangkutan harus segera memberitahu dan meminta maaf, serta mencari solusi yang terbaik.
Dengan demikian, akad dalam Islam bukan hanya sekadar kesepakatan antar manusia, melainkan juga bentuk kepatuhan kepada Allah SWT. Menepati akad adalah cerminan dari iman dan kejujuran seorang muslim.