www.bmtpas.com Dalam ajaran Islam, konsep dzalim mengacu pada perbuatan aniaya atau penyelewengan dari kebenaran. Dzalim dapat termanifestasi dalam tiga bentuk utama, yaitu kedzaliman terhadap Allah (syirik), kedzaliman terhadap diri sendiri, dan kedzaliman terhadap sesama manusia.
Pertama, kedzaliman terhadap Allah disebabkan oleh syirik, yaitu meletakkan sesuatu di tempat yang tidak semestinya dan merendahkan harkat manusia. Syirik muncul ketika seseorang menganggap Tuhan tidak berkuasa sepenuhnya, sehingga membutuhkan “pembantu-pembantu” yang disembah, menyebabkan tidak mendapatkan ampunan dari Allah SWT.
Kedua, kedzaliman terhadap diri sendiri melibatkan perbuatan dosa kecil yang sering kali dianggap sepele. Meskipun manusia tidak mungkin bebas dari kesalahan, ia diingatkan untuk selalu beristighfar dan berdoa agar Allah mengampuni setiap perbuatan yang dilakukannya, baik yang disengaja maupun yang tidak.
Ketiga, kedzaliman terhadap sesama manusia berdampak buruk pada masyarakat. Orang yang berlaku dzalim terhadap sesama cenderung bersikap kasar, bermusuhan, dan suka menyakiti perasaan orang lain. Mereka dapat menggunakan gosip, fitnah, dan pemutarbalikan fakta untuk mencapai kepuasan pribadi, mengabaikan nilai-nilai moral, dan merugikan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat.
Sebagai konklusi, menghindari kedzaliman adalah kewajiban setiap individu dalam menjaga keharmonisan masyarakat. Syirik terhadap Allah, dosa terhadap diri sendiri, dan perlakuan buruk terhadap sesama manusia semuanya harus dihindari. Dengan menjauhi perilaku dzalim, kita dapat membangun masyarakat yang lebih adil, damai, dan penuh kasih. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk berintrospeksi, memperbaiki diri, dan mengambil peran aktif dalam mencegah kedzaliman demi kebaikan bersama.