www.bmtpas.com Al-Qur’an, kitab suci umat Islam, adalah cahaya yang memancar kegelapan, penawar bagi hati yang terluka, dan rahmat bagi jiwa yang haus akan ketenangan. Dalam keagungannya, Al-Qur’an tidaklah sekadar kumpulan kata-kata yang tersusun rapi, tetapi suatu wahyu ilahi yang membawa petunjuk hidup bagi umat manusia. Firman Allah yang disampaikan kepada Rasulullah Muhammad ﷺ melalui malaikat Jibril, mencerminkan kebijaksanaan dan kemuliaan-Nya yang tiada tara.
Al-Qur’an tidaklah mengandung kebatilan, baik dari segi makna maupun penyampaian. Setiap ayatnya adalah hikmah yang menyejukkan hati, memandu manusia dari kegelapan menuju cahaya petunjuk. Allah SWT berfirman, “Katakanlah, ‘Al-Qur’an adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman.'” (Surah Fushshilat: 44). Dalam redaksi-Nya yang sempurna, Al-Qur’an menyingkapkan kebenaran dan menghilangkan ragu-ragu, munafik, dan penyimpangan dari jalan yang lurus.
Bagi orang yang memeluk iman, Al-Qur’an adalah sumber kekuatan dan inspirasi. Mereka merasa gembira dan bertambah iman ketika merenungkan ayat-ayat-Nya. Namun, bagi yang hatinya penuh penyakit kekufuran, Al-Qur’an menjadi kegelapan yang semakin memperdalam kebingungan dan kebutaan spiritualnya. Allah SWT berfirman, “Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata, ‘Siapakah di antara kalian yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini?’ Adapun orang-orang yang beriman, maka surat itu menambah imannya, sedangkan mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafirannya di samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.” (Surah At-Taubah: 124-125).
Setiap kata dalam Al-Qur’an adalah cahaya yang menerangi jalan menuju Allah SWT. Membaca, memahami, dan mengamalkan ajaran-Nya adalah tugas setiap muslim yang sungguh-sungguh dalam mencari hidayah dan rahmat-Nya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Qatadah, seorang ulama besar dari masa silam, Al-Qur’an menjadi penawar dan rahmat hanya bagi orang-orang yang beriman. Bagi mereka yang zalim, Al-Qur’an tidaklah lebih dari kerugian, karena ketiadaan iman dan pengertian yang mendalam.
Dalam keseharian, Al-Qur’an bukan hanya sebuah bacaan rutin, melainkan sumber kearifan dan petunjuk dalam setiap langkah kehidupan. Ia memancarkan sinar kebenaran yang tak tergoyahkan, menginspirasi umat manusia untuk hidup dalam rahmat dan petunjuk-Nya. Sungguh, dalam Al-Qur’an terdapat penawar bagi hati yang terluka, dan rahmat yang menyelimuti jiwa yang haus akan kedamaian.